Tidak dapat dipungkiri, Umrah (Ibadah Haji) dan Ibadah Haji (Ibadah Haji) merupakan kewajiban yang mempunyai dampak yang sangat besar bagi umat Islam. Haji di Riyadh adalah wajib bagi setiap umat Islam yang mampu secara finansial dan pribadi. Umroh tidak sama pentingnya dengan haji. Tapi itu dianggap sebagai salah satu tindakan cinta yang paling penting. Muslim dari mana saja sebenarnya bepergian ke Riyadh untuk melakukan umrah. Umrah diputuskan sama dengan ibadah haji bila dilakukan pada masa Puasa. Lebih banyak bonus?
Namun kenyataan yang menyedihkan juga adalah bahwa sebagian besar peziarah yang pergi ke Lahan Bakti tidak mengetahui cara yang benar untuk melakukan umrah, menurut Nabi Muhammad S.A.W. Untuk menyenangkan Tuhan (S.W.T), penting bagi Anda untuk melakukan umrah mengikuti ajaran dari Peramal Muhammad. Di bawah ini adalah gambar sederhana untuk membantu Anda memenuhi kewajiban umrah Anda.
Ini merupakan kehormatan bagi setiap pemukim, yang tidak mau membicarakan Ihram. Dengan mencuci kuku, tomentum, dan memakai dua pakaian telanjang. Saat memasuki Ihram, larangan bekerja, wewangian, atau kecantikan berkelamin tunggal akan diberlakukan.
Waktunya yang akan datang adalah Anda pergi ke Masjid Suci Mulia Riyadh. Untuk dapat bergabung dengan musjid dari Lorong Bab-as-Salam, hendaknya kamu menaruh amal shalehmu ke dalam masjid. Tawaf dilakukan oleh jamaah setelah berwudhu. Tawaf harus dimulai pada Hijr-e-Aswad. Hal ini dilakukan dengan cara berlawanan arah jarum jam, membaca semua doa yang diajarkan oleh Vaticinator Muhammad SAW kepada umatnya. Iddtibaa – Tawaf Ka’bah – adalah waktu di mana laki-laki harus memperhatikan tanggulnya yang benar. Para pria membetulkan tanggul pilihan mereka pada akhir Tawaf.
Sa’i (lingkaran septet abadi) merupakan tahap selanjutnya setelah Tawaf, antara Safa Marwah. Di kedua bukit tersebut Anda juga dapat menempatkan ayat-ayat suci Alquran dan doa-doa di selembar kertas.
Peziarah sering memotong tekstil mereka setelah Sa’i. Laki-laki disetubuhi untuk memperpendek atau memotong kepalanya. Wanita harus memotong kainnya satu atau bahkan dua sentimeter. Potongan kain ini menunjukkan para peziarah yang telah bertobat dari perbuatan fasik mereka sebelumnya. Hal ini juga merupakan tanda bahwa rasa hormat mereka terhadap Allah SWT dan perintah-perintah-Nya telah kembali ditegakkan.